Jelang ramadhan
10Sebagai pemerhati kehidupan sosial dan bernegara melalui dunia maya, saya selalu mendapati sebuah kegundahan yang berkepanjangan tatkala menghadapi momen jelang ramadhan. Acap kali rekan-rekan saya di media jejaring sosial berkeluh kesah atas kegundahannya dalam menentukan awal ramadhan. Yah, saya bisa merasakannya karena saya dulu merasakannya. Sampai akhirnya saya menemukan penjelasannya yang menurut saya paling pas atas fenomena ilmiah yang terjadi selama ini.
Sebelumnya kita harus sadar jika di dalam Islam yang berlaku itu kalender qamariyah (moon calendar) dalam menentukan berbagai moment islam di dalamnya. Seperti yang banyak orang ketahui, Islam mendasarkan hitungan hari pada siklus bulan. Ini berbeda dengan kalender umum saat ini (gregorian calendar) yang jadikan matahari sebagai patokan.
Satu siklus bulan itu sama dengan 29.5 hari dalam 12 bulan. Jadi 1 tahun hijriyah itu sama dengan 354 hari. Berbeda dengan kalender masehi yang 1 tahun sama dengan 365 hari. Jadi karena inilah Idul Fitri jadinya maju 11 hari setiap tahunnya. Masih ingat kan dulu pas masih kecil lebaran kapan dan sekarang kapan?
Cukup tahu aja kalau ternyata hitungan 1 bulan sama dengan 29.5 hari ini sudah dikonfirmasi oleh Rasulullah sendiri. "ketahuilah, setiap bulan tidak pernah lebih dari 30 hari" (HR Hakim). Jadi setidaknya kita tahu jika kesimpulannya satu bulan di tahun Hijriyah itu pasti 29 atau 30 hari. Sama seperti pada bulan ramadhan yang nggak pernah lebih dari 30 hari.
Jadi bagaimana cara kita untuk menentukan awal bulan Hijriyah? caranya adalah melihat siklus bulan. Kalau kita perhatikan bulan, awalnya bulat hitam, kemudian muncul seujung kuku cahaya dari bawah, lalu purnama, balik lagi ke bulat hitam.
Agar sedikit mudah, coba deh lihat gambar, no. 1 itu awal bulan (hilal/newmoon), no. 6 bulan purnama (pertengahan bulan) dan no. 11 bulan habis. Jadi misal kita lihat bulan sekarang atau nanti malam diluar rumah, kita bisa menentukan ini kira-kira tanggal berapa dengan melihat bentuk dan gelagatnya.
Awal bulan inilah yang dinamakan dengan hilal (bulan baru/newmoon) / first visible crescent (sabit bulan baru yg terlihat mata). Kapan hilal ini muncul? ya jelas pas akhir bulan ke bulan baru. Itu artinya muncul antara tanggal 29 atau tanggal 30 qamariyah
Kalau dalam kasus Ramadhan yang selama ini menjadi polemik di tengah masyarakat, hilal ini akan dicari di setiap 29 Sya'ban. Misal hilalnya kelihatan, maka malamnya langsung tarwih. Trus kalau 29 Sya'ban hilal belum keliatan gimana? berarti Sya'ban digenapkan 30 hari.
Mulainya puasa itu 'melihat' hilal. Berdasarkan sebuah hadist "berpuasalah kalian jika melihat hilal, berbukalah (Idul Fitri) saat melihat hilal" (HR Bukhari). Nah, disini muncul perbedaan. Ada pendapat yg katakan harus dengan melihat (rukyat) dan yang lain mengatakan boleh diitung (hisab).
Dalam mendapati perbedaan, kita mestinya paham jika semua pendapat itu tentu memiliki dalil dan itu boleh aja. Tapi karena alasan tertentu, tentu saja saya ambil dalil yang menurut saya kuat yaitu harus melihat hilal (rukyat hilal). Di antara yang berpendapat harus rukyat, terbagi lagi menjadi 2 pendapat. Rukyat lokal, dan rukyat internasional / global.
Penjelasannya kurang lebih seperti ini. Yang menganut rukyat lokal mengharuskan melihat dengan mata sendiri. misalnya Indonesia rukyat sendiri, Malaysia rukyat sendiri. Namun yang menganut rukyat internasional tidak haruskan melihat sendiri. Asal satu Muslim saja sudah melihat, maka seluruh dunia berlaku sama.
Ulama 4 madzhab kecuali madzhab Syafi'i menganut rukyat internasional. sedangkan madzhab Syafi'i menganut pendapat rukyat lokal. Para ulama madzhab Syafi'i berpendapat jika setiap daerah bila sudah beda 120 km, boleh tentukan sendiri lihat rukyatnya.
Hal itu didasarkan pada teknologi zaman lampau. Metode komunikasi paling canggih pada waktu itu adalah kuda yang seharian hanya bisa tempuh maksimal 120 km. Oleh karenanya madzhab Syafi'i berikan solusi bagi teknologi pada saat itu. Yakni dengan gunakan ijtihad rukyat lokal bukan rukyat global.
Untuk saat ini, ada TV, ada HP, internet dan lainnya. Seharusnya sekarang bisa semua berpuasa di hari yang sama dengan rukyat global. Kenapa bisa puasa dan Id-Fitri di hari sama? karena ujung satu dan ujung lain di dunia terjauh takkan lebih dari selisih 12 jam.
Ini artinya perbedaan sekarang lebih kepada perbedaan karena politis dan nasionalisme daripada ketimbang beda ijtihad fiqih. Boleh aja kalo beda fiqih, karena namanya ijtihad ulama madzhab. Jika ijtihad itu bener dapat 2 pahala, kalo salah dapat 1 pahala
Kalau gitu kita mau ikutan yang mana? hidup itu pilihan, yang manapun yang ada dalilnya, rukyat lokal atau global, silakan. Kalau saya sih setelah menemukan dan mengkaji dalilnya, maka menurut saya yang kuat itu ikutan rukyat global
Intinya, kapan mulai puasa? ya ketika hilal Ramadhan dah nampak di mata. Siapapun yg lihat, maka itu sudah sah bagi semua Muslim. Yang jelas yang manapun pendapat yang kita ambil. yang penting adalah kita tahu dasar penentuannya. Kan tadi saya sudah sampaikan.
Mau ambil pendapat hisab, rukyat lokal atau rukyat global, selama tahu dalilnya, it's ok. Memahami dalil itu yang penting. Karena bila memahami dalil kita jadi paham dan legowo dengan perbedaan. Menghargai sesama Muslim asal mereka sama punya dalil.
Marhaban ya ramadhan, Mari kita saling mendoakan di bulan yang penuh ampunan ini.


selamat menunaikan ibadah puasa, artikel yang bermanfaat dan berguna bagi umat islam, makasi sobat, salam blogger indonesia.
BalasHapusInsya Allah mas, semoga kita juga saling mendoakan yah walaupun baru aja kenal hha
HapusRumit juga ya mas dalam menentukan hilal.. :)
BalasHapusBtw.. met menjalankan ibadah puasa mas.
Iya nih. tapi walaupun rumit kita juga rupanya harus mau tahu dan belajar ilmunya loh
Hapusfollow sdh sukses...salam kenal
BalasHapusTerimakasih mbak is, salam kenal dan salam ramadhan hha
Hapuspembahasan yg luar biasa, kang. padahal tahun ini, sama seperti tahun lalu, ada saksi yg sudah diambil sumpahnya, dan melihat hilal di cakung, tapi dianulir ama sidang isbat. dengan kecanggihan teknologi, tak perlu lagi sidang isbat yg kurang 6 jam menghabiskan anggaran negara sampai 9 millyar. pemerintah harus konsisten dg kata2nya, ttg kesederhanaan, ttg berhemat, ttg teknologisasi segala bidang.
BalasHapusSaya juga sampai sekarang masih belum tahu kenapa persaksian di cakung yang statusnya sudah diambil sumpahnya sama sekali tidak menjadi pertimbangan keputusan pada sidang isbat kemarin. yang semoga saja hal ini bukan didasari pada kepentingan kelompok tertentu ya
Hapussumpah, rumit sekali perhitungannya namun kita yang tidak mengerti hal itu di tuntut untuk senantiasa ikut kepada pemerintah saja :)
BalasHapusselamat berpuasa ya sob,
BalasHapussalam kenal.
ditunggu kunjungannya..