KAROM 017
0Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan amanah untuk menjadi kepala rombongan dalam pemberangkatan peserta menuju MK 2013. Oh iya, sebelumnya kita harus tahu dulu apa itu MK 2013. MK 2013 merupakan akronim dari Muktamar Khilafah 2013. Muktamar Khilafah sendiri adalah sebuah perhelatan akbar yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dan diadakan diseluruh kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Tujuan dari kegiatan ini tentu saja dalam rangka melakukan building awareness kepada ummat tentang urgensitas penegakan Khilafah Islamiyah. Dan secara kebetulan, MK 2013 yang saya tangani ini merupakan perhelatan puncak dari rangkaian kegiatan tersebut yang akan diselenggarakan di gelora bung karno jakarta.
Sekedar informasi, karena yang saya pimpin adalah para ulama dan asatidz, maka secara otomatis tugas saya menjadi sangat berat. Tentu saja saya tahu akan hal itu sebelum saya menerima amanah tersebut. Dan tentu saja ini bukan sekedar tebak-tebakan.
Ada konsekuensi dan resiko besar yang harus saya hadapi sebelum, saat dan setelahnya. Namun sejalan bergulirnya waktu, saya mulai berpikir bahwa apa yang saya lakukan dan perjuangkan selama ini tentu saja bukan sekedar angin kosong semata. Saya yakin kita yang selama ini telah mengorbankan jiwa raga selama ini tentu akan mendapatkan reward seberat apa yang telah Allah ganjarkan dari apa yang selama itu telah kita lakukan. Insya Allah.
Okay, jauh beberapa pekan sebelumnya, semua kepala rombongan atau yang selanjutnya akan saya sebut sebagai karom, dibekali dengan brief mengenai prosedur teknis dari pelaksanaan tugas saat berperan sebagai karom. Kami dikenalkan dengan mapping kondisi peta wilayah senayan. Saat kondisi siang maupun malam. Di saat terik maupun hujan. Karena armada yang kami bawa adalah bus, maka kami harus selalu paham tentang siapa saja dan apa saja yang ada di dalam bus selama perjalanan.
Karena karom ini merupakan bagian dari tim keamanan MK 2013, maka kami mendapatkan bekal persiapan mental tentang segala kemungkinan yang akan terjadi saat dilapangan. Seperti kemungkinan bus yang kami naiki ternyata dipasangi bom oleh bnpt, dibajak oleh oknum intel, digembosi oleh para preman hingga segalanya yang memungkinkan untuk menggagalkan keberangkatan.
Yah, singkatnya kami sudah siap dengan skenario terburuk yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Dan ada yang menarik ketika saya menjalankan amanah ini. Dalam persiapan dan pelaksanaannya, rupa-rupanya sangat berbenturan dengan agenda musyawarah anggota KMI yang diselenggarakan pada waktu yang sama. Berhubung saya adalah salau satu pengurus inti yang menjabat sebagai kepala divisi syiar, tentu saja saya harus hadir untuk mempertanggungjawabkan progam kerja yang saya buat. Hal ini sangat-sangat membuat fokus saya jadi lumayan terbagi.
Saya sadar bahwa pengemban amanah yang tidak mampu menuntaskan amanahnya hanya karena suatu hal yang kecil, layak divonis sebagai seorang penghianat. Dan tentu saja yang namanya penghianat akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang telah dikhianatinya. Karenanya saya sangat terbantu oleh sahabat-sahabat saya di divisi syiar yang dalam sepekan ini sudah membantu saya dalam menyelesaikan amanah saya pada pembuatan laporan pertanggungjawaban divisi syiar.
Selain itu saat agenda pertanggungjawaban pun, sahabat seperjuangan saya, para pengurus inti KMI juga memberikan keluangan untuk melakukan pembahasan terlebih dahulu. Yah, semoga Allah membalas kebaikan antum semua :)
Nah, setelah agenda musang beres kami pamit untuk meninggalkan kegiatan musyawarah luar biasa terlebih dahulu setelah sebelumnya melakukan peluk pamit dengan si reza yang merupakan petugas absensi dari kegiatan tersebut. Selama saya fokus pada pembahasan pertanggungjawaban, saya banyak melewatkan beberapa briefing persiapan mengenai tim keamanan, logistik, dan list nama peserta.
Singkat saja saya sudah berada di pool bus cipaganti untuk menjemput armada yang akan membawa kami menuju glora bung karno. saat itu waktu menunjukan pukul 23.32, waktu dimana biasanya saya telah terlelap dalam buaian mimpi indah. Dan pada pukul 23.46 saya telah mendapatkan data mengenai armada yang akan saya tumpangi dari PJ pool.
D 7707 AM dengan supirnya namanya pak rahmat. Sejenak saya mencoba untuk menghubungi beliau untuk memastikan keberadaannya dan menginformasikan keberangkatannya. "halo pak, Assalamu'alaykum. saya pimpinan rombongan perjalanan menuju MK 2013. dengan bapak rahmat saya menginformasikan keberangkatan sesegera mungkin" beliau langsung menjawab "oh, iya pak. sebentar saya pakai baju dulu.... tuut tuuut tuuuut". okay fix, perasaan saya mulai tidak enak.
Saya sudah berada di dalam armada yang kini sedang berada dalam perjalanan menuju titik pemberangkatan peserta yang ada di jalan pahlawan. Saya juga memastikan keberadaan peserta dari ketua regu atau karu yang menjadi bagian dari tim pemberangkatan. Biar agak lebih jelas, saya akan memberikan sedikit gambaran mengenai struktur tim pemberangkatan peserta MK 2013.
Armada adalah bus yang membawa rombongan peserta MK 2013. Setiap armada terdapat satu ketua rombongan atau karom yang berperan sebagai amir safar. Kebetulan karom di armada ini adalah saya sendiri. brief-nya sederhana. Cukup menjemput armada dari pool, memberi nomor '017' pada armada, mengkordinir karu dan tim keamanan. Dan memastikan armada akan sampai ketempat tujuan dengan membawa peserta sebelum matahari terbit. Tapi nyatanya tidak sesederhana itu rupanya.
Setiap karom membawahi tiga orang ketua regu atau karu yang perannya hampir sama dengan pramugari. Karu harus memastikan kenyamanan dan keamanan para peserta yang telah di bagi menjadi beberapa regu selama perjalanan, saat tiba di tempat dan pada perjalanan pulang. Tanggungjawabnya yah jangan sampai ada peserta yang tersesat dari regunya pada saat berada di senayan nanti. Karu yang berada dibawah kordinasi saya antara lain Akhi Encik yang tadi sama-sama ikut musyawarah KMI, ustadz uven yang merupakan musyrif dari akhi encik. Dan ustadz rohmat yang merupakan masinis kereta api. Yah, sesuai lah.
Di setiap armada juga terdapat tiga orang dari tim keamanan yang menyamar menjadi peserta. Mereka adalah kang yuana, akhi sandy dan kang adi. Berkat merekalah logistik berhasil dipersiapkan tepat pada waktunya.
Setelah karu dan tim keamanan melaporkan kepada saya bahwa semua sudah siap, saya menginstruksikan kepada pak supir (dengan kode rahasia) untuk segera berangkat. Target kami adalah sampai di senayan sebelum adzan subuh berkumandang. oleh karenanya, sedih atau senang pada pukul 02.00 armada kami sudah harus lepas landas.
Setelah memimpin doa perjalanan, saya mencoba memberikan greeting pembukaan seperti yang dilakukan di pesawat komersial. Sebelumnya saya juga mempersiapkan teks pembukaan yang cukup menggugah. Namun sayang pada saat dilapangan, armada yang membawa kami berjalan tidak stabil dan membuat teks yang saya buat agak sulit untuk dibaca. Dan pada akhirnya salam pembuka yang sebelumnya terkonsep, berhasil tersampaikan dengan apa adanya.
Yang paling berkesan adalah ketika saya menginstruksikan para karu untuk memeriksa barang bawaan peserta. Saya tidak tega melihat wajah bapak-bapak yang kami curigai membawa senjata tajam dan bahan peledak digekedah barang bawaannya. Karena ini demi keamanan kita semua ya mau gimana lagi. Yah untung saja para karu dapat memeriksanya secara santun. Dan semuanya berakhir bahagia.
Suka duka seorang karom saat perjalanan adalah ketika kaorm duduk di seat paling depan. Di samping kiri pak supir dan di samping kanan pak kondektur. Melihat kedepan memastikan armada berjalan sesuai dengan jalur yang ditentukan. Secara otomatis kondisi mata harus tetap terjaga memastikan sopir tidak ngantuk ataupun mabuk. Pernah saat armada melaju pada kecepatan 160 Km, bus tiba-tiba hampir terbalik karena tersandung sesuatu. Saat itu juga saya hampir panik dan menginstruksikan (memberi kode rahasia) agar supir tersebut menurunkan kecepatannya. Benar-benar nyaris dan serasa bermimpi.
Kebahagiaan terbesar adalah ketika berhasil menurunkan penumpang di parkiran timur gelora bung karno tepat sebelum adzan berkumandang. Maklum saja, jika kami gagal sampai di senayan pada waktu yang ditentukan, kelak kami akan terjebak macet mengingat kegiatan ini diadakan pada hari ahad. Dan pada hari ahad, terdapat car free day di jalan sudirman yang pastinya akan menghambat perjalanan kami. Dan tentu saja akan mengganggu prosesi shalat subuh ketika kami terjebak macet. Tapi alhamdulillah itu semua terjadi.
Selama perjalanan saya sebagai karom sangat tertolong oleh teknologi navigasi yang diberikan oleh google maps. Saya jadi tahu lokasi armada dan dimana titik pemberhentian serta jalur alternatif yang memungkinkan. Namun konsekuensinya batrai smartphone saya tentu akan terkuras habis selama perjalanan. Yah, alhamdulillah saja sebelumnya saya telah memprediksi kemungkinan tersebut.
Satu hari sebelumnya saya meminjam alat komunikasi bebas pulsa dari ukhti sasa az zahra, adik tingkat saya di KMI. Atas izin Allah yang menganugerahi kemurahan hati beliau lah saya bisa terus berkomunikasi dengan komandan regu dan panitia pusat hingga tugas saya berakhir. Selain itu, power bank milik ukhti ahda juga cukup membantu memulihkan kondisi smartphone saya yang sedang kehausan. Oh iya, saya tahu ukhti ahda punya powerbank juga itu dari ukhti windhi, mantan sekretaris divisi saya yang paling lintjah. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.
Setibanya di lokasi acara, tidak ada permasalahan yang lebih berarti daripada beberapa karu yang terpisah dari rombongannya. Saya juga sebenarnya bingung. Padahal semestinya peserta lah yang terpisah dari rombongannya. Tapi entah mengapa kini malah karu yang terpisah.
Namun euforia serta semangat peserta lainnya yang meneriakan yel-yel membuat kami tetap on-fire selama jalannya acara. Yah walaupun sedikit ngantuk, semoga lengkingan takbir kami cukup menjadi hujjah bahwa kami adalah bagian dari para perindu syariah dan khilafah. Allahuakbar!









0 komentar: