Info
Loading...

Pemuda Sains

0
Minggu, Juni 23, 2013

Selamat datang di deretan kelas IPA. Kebanyakan dari kami mengklaim bahwa kami adalah IPS, Ikatan Pemuda Sains. Kami sains dan kami menyenangkan. Kenapa kami lebih bahagia jika dianggap sebagai anak sains? karena tidak semua dari kami mampu menyatu dengan alam. Selain itu tidak semua dari kami mau tahu tentang alam. Jadi kami tidak layak berpredikat 'berpengetahuan' alam.


Saya adalah satu dari antara mereka yang tidak begitu banyak. Sehari-harinya kami melakukan praktikum empiris di laboratorium yang jauh dari pada memadai. Maklum saja, sekolah saya merupakan sekolah negeri yang terletak jauh dari keramaian kota. Namun begitu kami tetap bahagia ketika berhasil mencampurkan unsur kimia cair pada setiap tabung reaksi yang kami gunakan.


Anak sains terkenal relijius. Dimana ada mereka, disitu terasa aura ruhiyah mereka. Selain itu, mereka selalu mengingat tuhannya. Di kelas, di kantin bahkan saat di lapangan upacara. Nuansa relijius ini akan semakin terasa jika mendekati musim ujian dan hari besar keagamaan nasional.


Sebagai pengelola mushola kecil yang ada disekolah, saya merasa bangga karena kebanyakan anak sains lah yang memakmurkan mushola kecil kami yang bernama miftahul jannah. Mereka selalu memenuhi mushola beberapa menit sebelum dimulainya adzan. Bahkan terkadang, pada jam-jam pelajaran berlangsung ada saja satu dua teman saya yang berada di dalam mushola ini. Semoga apa yang dilakukan mereka bernilai ibadah.


Setiap jumat, sekolah kami selalu menyelenggarakan sholat jumat di mushola sekolah. Semua siswa setiap angkatan di jadwalkan untuk melaksanakan sholatnya di mushola tersebut. Bahkan, siswi pun diwajibkan untuk mengikuti shalat jumat bersama siswa lainnya. Menyenangkan sekali ketika mengetahui jika siswa atau siswi yang tidak mengikuti aktifitas ini akan tercatan namanya di lahul mafhuz versi bapak guru agama kita yang tersayang. Otomatis itu akan menjadi pekerjaan saya lagi selaku ketua rohis untuk memanggil mereka ke kelas-kelas. Untuk apa? untuk di jemur dong ya. Alhamdulillah anak-anak sains sedikit sekali yang terlibat dalam kasus ini.


Biasanya, kelas yang dihuni anak sains berada jauh dari kantor guru. Itu berarti segala aktivitas kita jauh dari pengawasan para guru. Kenapa bisa begitu? karena anak sains terkenal imut-imut dan baik-baik. Berbanding terbalik dengan teman-teman dari sosial yang butuh selalu untuk di awasi oleh para guru. Hal ini mengakibatkan terjadinya simbiosis mutualisme dengan pihak outsourcing untuk melakukan segala macam aktivitas yang melibatkan pihak ketiga yang membutuhkan akses masuk seperti misal penjual jajanan sekolah, tukang jual es dan lain sebagainya.


Setiap ada kompetisi antar kelas, kelas dari anak sains paling banyak medaftar di banyak nomer perlombaan. Mereka juga paling sering briefing dan latihan. Namun ironis, mereka juga yang paling cepat tersingkir dari perlombaan. Ini bukan dikarenakan anak sosial lebih atletis atau lebih jago olahraga. Ini semata-mata merupakan persembahan tulus dari anak-anak sains untuk teman-teman yang ada di sosial biar kita bisa akur dikit.


Anak sains termasuk siswa yang paling vokal menentang kebijakan para pejabat sekolah. Kami sering melakukan aksi memprotes kebijakan-kebijakan yang dirasakan merugikan rakyat indonesia. Kami tidak gentar terhadap apapun kecuali tinggal kelas. Ironisnya, saya sering mendapatkan bagian untuk memimpin gerak masa dan memiliki banyak masalah dengan anak-anak sosial yang tidak mendukung pergerakan bawah tanah kami. Semoga perjuangan kami menginspirasi pemuda sains yang berada di belahan bumi lainnya.


About the author

Bukan siapa-siapa, cuma seorang pemuda yang hobi ngobrol dan berenang. Sekarang ini sedang sibuk memandang awan yang bergerak lambat

0 komentar: