Info
Loading...

Anomali Cinta

0
Rabu, Juni 19, 2013


Setidaknya di dunia ini, ada banyak hal yang mampu menggerakan kita dalam melakukan suatu tindakan, terlepas tindakan itu baik atau buruk. Namun entah mengapa kebanyakan kita lebih cendrung untuk fokus kepada hasil akhir. 
Karena terlalu fokus dengan hasil akhir, kita terkadang lupa untuk menikmati sebuah proses. Proses panjang yang sebenarnya memiliki cerita indah, bahkan tidak jarang dari cerita itu kita bisa menggali banyak inspirasi sebagai bekal perjalanan kedepan dibandingkan hanya dengan sekedar mengagumi hasil akhir.

Rata-rata kita yang masih belum bisa memahami esensi dari sebuah proses masih memiliki masalah dalam hal menapaki kesabaran. Serba instan biasanya menjadi mindset kita dan menerapkannya dalam aspek apapun. Dari ranah virtual bahkan ironisnya sampai merambah kepada ranah ritual.

Yang tidak sabar biasanya tidak terlalu mempedulikan bagaimana manisnya sebuah proses yang sedang di jalaninya. Ketika itu sebuah proses menjadi tawar, bahkan hambar untuk dirasakan. Ketika menjalaninya dengan rasa yang tawar, maka tidak ada lagi yang spesial. Semua terasa biasa, mulai bosan dan akhirnya menguap.

Tidak terlalu fokus untuk hasil akhir bukan berarti kita tidak memiliki tujuan awal. Tidak terlalu mengagumi hasil akhir juga bukan berarti kita tidak mensyukuri hasil akhir. Di sini kita hanya mencoba untuk sedikit merenung untuk memikirkan bagaimana cara memaknai apa yang kita mulai dan mensyukuri apa yang kita selesaikan dengan cara yang lebih indah dari biasanya.

Cara terbaik untuk memulai sesuatu adalah dengan menghadirkan cinta di dalam setiap perbuatan. Cinta yang tulus, yang mensyaratkan cinta atas cinta-Nya.

Ketika kita mencintai apa yang kita mulai, niscaya kita akan mampu menyelesaikannya tanpa beban. Walaupun kerasnya rintangan besarnya halangan, kita akan siap menghadapi semua itu. Orang yang jatuh cinta tidak akan pernah mengeluh, tidak pernah menyesal, tidak pernah menyerah, juga tidak pernah menghindar dari apa yang ia cintainya.

Cinta terbaik mensyaratkan cara yang terbaik. Cinta hanya sekedar kata ketika rima tidak lagi terdengar. Ketika cinta tidak lagi tersyaratkan atas nama-Nya.

“Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)

Cinta karena keagungan-Nya mengharuskan tunduk kepada apa yang telah di wahyukan-Nya. Berserah diri atas apa yang di kehendaki-Nya. Bertaqwa atas apa yang di perintahkan-Nya.

Ketika kita telah berhasil menghadirkan cinta di setiap proses yang kita jalani, kini tiba saatnya merenungkan kembali, apakah segala sesuatu yang kita mulai tadi sudah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan-Nya?

Wallahu A’lam Bishawab

About the author

Bukan siapa-siapa, cuma seorang pemuda yang hobi ngobrol dan berenang. Sekarang ini sedang sibuk memandang awan yang bergerak lambat

0 komentar: