Bubar Besar
0Dari beberapa buku psikologi dan pengembangan relasi yang pernah saya baca, kesan pertama adalah yang paling menentukan image seseorang dalam membentuk karakternya di benak orang lain. Oleh karenannya di setiap pertemuan ketika pertama kali berkenalan dengan orang lain, saya selalu berusaha untuk mencitrakan diri saya menjadi pribadi yang pendiam dan pemalu. Tapi entah kenapa, setiap rencana jaim yang saya terapkan ke teman-teman syiar, nyatanya selalu gagal berantakan.
Saya juga pada akhirnya mengetahui kegagalan tersebut pada saat acara Bubar Besar, buka puasa bareng bekas anak syiar yang sukses diadakan di cafe ngopi doelo yang ada di bilangan Dago. Acara ini memang sengaja diadakan sebagai pembubaran divisi syiar yang sebelumnya kami semua telah bekerja keras bersama-sama selama setahun ini. Jadi sebagai kepala divisi syiar yang akan melepas jabatannya, saya mengundang seluruh teman-teman anggota syiar tanpa terkecuali walaupun pada realitasnya, tetap saja ada beberapa orang yang tidak bisa ikut hadir.
Di situ kita ngobrolin semua hal, dari pembahasan laporan pertanggungjawaban program kerja sampai ngobrolin tabiat orang-orang yang sama-sama kita kenal. Mungkin bagi sebagian orang, sama sekali tidak ada yang spesial dari obrolan seperti ini. Tapi bagi saya, entah mengapa pertemuan ini terasa begitu spesial. Analoginya bisa diibaratkan seperti seorang musafir yang menemukan oase hijau yang teduh di tengah teriknya padang sahara. Di sini saya merasa menemukan apa yang sebelumnya saya belum pernah temukan. Tentang kita, mereka dan semuanya. Tiba-tiba muncul perasaan bahwa mungkin ini adalah pertemuan terakhir kami untuk berkumpul dan ngobrol seperti ini.
Ketika itu saya lupa bahwa saya sedang jaim di hadapan mereka. Entah mengapa dihadapan mereka, semua seakan out of control dari yang biasanya. Namun pada akhirnya saya mengucapkan terimakasih kepada mereka semua atas waktunya untuk bisa menjadi bagian dalam momen bubar besar ini.
Makasi buat Windhi yang udah mau repot-repot bawa bumbu rujak ciherang dari banjaran yang terkenal legendaris itu, Adit yang traktir semuanya pake sepageti dagangannya untuk iftar kita, Daus yang datang jauh-jauh dari sukabumi ke bandung cuma buat ikut meramaikan momen terakhir ini, Reggy yang sengaja nelatin les bahasa jermannya dan Hanifah yang nyekip janjian bareng temennya cuma untuk bisa ikut acara ini. Kalian memang luar biasa!
Ketika saya merenungkan kembali dari semua hal yang pernah terjadi pada saat itu. Mungkin ini adalah sebuah ekspresi dari sebuah wujud cinta yang tulus. Cinta yang tidak akan pernah habis meski harus dibagi hingga beberapa kali. Semoga itu benar adanya : )

0 komentar: